Sabtu, 31 Januari 2009

Seni Hidup : Meditasi Vipassana

SENI HIDUP:

MEDITASI VIPASSANA

Setiap orang mencari kedamaian dan keharmonisan, karena inilah yang kurang dalam kehidupan kita. Dari waktu ke waktu kita semua mengalami gejolak, gangguan, ketidakharmonisan, penderitaan; dan ketika seseorang menderita karena bergejolak, seseorang tidaklah menyimpan gejolak ini untuk seorang diri saja. Ia juga akan membagikannya ke orang lain. Gejolak akan menyelimuti atmosfir di sekeliling orang yang menyedihkan tersebut. Setiap orang yang berhubungan dengannya juga menjadi terganggu dan bermasalah. Ini pastilah bukan jalan yang tepat untuk hidup. Berita selengkapnya ....


Meditasi untuk kebugaran


Meditasi untuk kebugaran !
Oleh : Robert Nio

03-Des-2006, 13:16:29 WIB - [ www.kabarindonesia.com ]

Melalui meditasi terbuktikan bisa membuat orang menjadi relax dan tenang. Otak manusia bisa mendapatkan ketenangan pada saat mereka sedang bermeditasi ini sudah terbuktikan berdasakan test melalui alat EEG (Elektroenzephalogram) - alat untuk mengukur arus gelombang otak.

Orang yang sedang melakukan meditasi itu, otaknya akan mengeluarkan arus gelombang Alpha, satu gelombang yang tenang. Arus ini biasanya akan bisa tercapai apabila orang tersebut sedang benar-benar dalam keadaan santai tulen atau sedang istirahat dengan tenang. Bahkan pada saat mereka melakukan meditasi; mereka bisa menutup diri dari lingkungan disekitarnya sedemikian rupa, sehingga walaupun ada bunyi bising seperti dari letupan pistol atau mercon yang mengejutkan sekalipun, mereka tetap bergeming !

Profesor Nils-Olof Jacobson seorang expert dalam bidang Parapsychologie (Metapsychologie) pernah melakukan satu test di labor, dimana sebelum orang yang di test melakukan meditasi, tangan kirinya dimasukan terlebih dahulu ke dalam satu ember yang berisi air hangat. Setelah itu pada saat ia bermeditasi, suhu air di ember diturunkan secara drastis, sehingga menjadi dingin sekali, bahkan sampai minus 10 derjajat C, ternyata konsentrasi dan arus Alpha dari orang tersebut tidak terputuskan, bahkan tidak terganggu sama sekali. Arus Alphanya tetap konstant lurus terus, bahkan ini untuk jangka waktu yang cukup lama ialah 45 menit.

Meditasi dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti migren, gangguan tidur (Insomnie, Asomnie), stress, gangguan pencernaan, asthma maupun penyakit darah tinggi, bahkan bisa menghilangkan kecanduan merokok, miras maupun narkoba.

Meditasi tidak harus selalu dikaitkan dengan spiritual maupun keagamaan. Orang dapat melakukan meditasi demi kebugaran tubuh. Begitu juga tidaklah benar bahwa meditasi itu harus selalu bersifat pasif dan diam. Orang Jepang melakukan meditasi melalui seni merangkai bunga (Ikebana) atau seni menulis indah - kaligrafi (Shodo) bahkan bisa juga sambil berolah raga memanah (Kyudo). Sedangkan para Sufi melakukan meditasi sambil menari dimana mereka memutarkan tubuhnya seperti gasingan.

Berdasarkan test meditasi yang dilakukan selama delapan minggu berturut-turut terhadap para sukarelawan yang tidak pernah melakukan meditasi sebelumnya, ternyata pada akhir test mereka mampu memindahkan cara pemikiran mereka ke otak bagian kiri, sehingga cara berpikirnya menjadi lebih positiv dan merekapun bisa hidup lebih bahagia karenanya. Dan banyak juga dari mereka yang akhirnya bisa bebas terlepas dari segala macam obat nyeri maupun obat penenang yang mereka harus makan sebelumnya.

Seorang psikiater dari Berlin - Johannes Heinrich Schultz pada tahun 1932 menerbitkan bukunya yang berjudul "Das autogene Training". Sampai sekarang metoda ini diakui sebagai salah satu teknik meditasi penyembuhan, terutama bagi para penderita stress maupun penderita gangguan psychosomatic.

Pada tahap awal cukup sepuluh menit saja melakukan meditasi. Pada umumnya orang melakukan meditasi sehari dua kali setengah jam. Kalau melakukan meditasi sebaiknya sebelum makan. Cari ruangan dimana Anda bisa menenangkan diri dan usahakan agar suhu di dalam ruangan tidak terlalu panas. Hindari gangguan dari HP maupun telpon.

Meditasi bisa dilakukan sambil duduk di kursi yang penting tidak boleh menyenderkan punggungnya ke korsi. Usahakan untuk bisa kosentrasi menenangkan diri umpamanya sambil memusatkan pikiran ke pernafasan Anda, dimana Anda mengawasi jalan keluar masuknya nafas. Dan cobalah hilangkan semua pikiran-pikiran negatif maupun problem-probelam sehari-hari Anda, sambil memikirkan, bahkan kalau perlu sambil mengucapkannya: "Pada saat ini saya sedang santai dan tenang, walaupun banyak pikiran yang keluar masuk, tetapi pikiran tersebut tidak akan bisa mengganggu ketenangan saya !"

Banyak cara yang bisa membantu kita untuk memudahkan melakukan meditasi, antara lain dibawah kelap kelipnya sinar lilin atau dibawah alunan musik lembut. Ada juga yang memakai wangi-wangian seperti dupa atau hio.

Pada awalnya mungkin tidak akan bisa segera berhasil untuk mendapatkan ketenangan maupun mengkonsetrasikan pikiran kita, tetapi ini tidak jadi masalah sebab untuk meditasi ini juga dibutuhkan latihan, tetapi pada umumnya setelah sepuluh kali latihan Anda akan bisa mengkonsentrasikan pikiran maupun tubuh kita untuk melakukan meditasi dengan baik.

Renungkanlah mana yang lebih mahal bayarannya, membayar Dr dan rumah sakit ataukah melakukan meditasi. Apabila Anda ingin bisa hidup bahagia dan kebal terhadap segala macam penyakit mulailah dari sekarang melakukan meditasi. Dengan mengurangi jam TV atau jam komputer Anda beberapa menit sehari untuk meditasi Anda tidak akan rugi, sebab penampilan diri kita bisa menjadi lebih cerah dan juga jadi awet muda. Disamping itu pendengaran pun bisa menjadi semakin jernih. Kagak percaya cobalah !

Sumber: http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20061203130552

http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=1011&multi=T&hal=0

Dalai Lama Berkati Patung Buddha dari Indonesia


Dalai Lama Berkati Patung Buddha dari Indonesia

Minggu, 11 Januari 2009 | 00:20 WIB

PALEMBANG, MINGGU--Dalai Lama ke-14 Jumat pukul 08.45 waktu Sarnath, India, memberkati patung Budha yang dibawa khusus dari Indonesia oleh tokoh spiritual keturunan India, Anand Krishna.

Siaran pers dari Anand Ashram Foundation yang diterima di Palembang Sabtu menyebutkan, saat pemberian persembahan dan pemberkatan patung Budha dari Indonesia itu, kabut pagi masih mengambang di permukaan tanah di Sarnath.

Pada saat itu, Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14, memberkati Patung Buddha yang dipersembahkan oleh Anand Krishna dari Indonesia.

Peresmian patung Buddha tersebut dilakukan di Central Institute of Higher Tibetan Studies (Deemed University), Sarnath (Uttar Pradesh), India.

Sejumlah media elektronik dan cetak di India, seperti Hindustan Time, K TV, DD News, dan Z News hadir meliput acara ini.

Patung Buddha yang terbuat dari batu yang sama untuk membangun Candi Borobudur pada abad ke-9 Masehi di Muntilan, Jawa Tengah, Indonesia itu dipersembahkan kepada Dalai Lama ke-14 untuk memperkuat ikatan spiritual dan budaya antara masyarakat Indonesia dan Tibet, serta mendukung perjuangan tanpa kekerasan Dalai Lama ke-14 guna melindungi warisan budaya dan sejarah Tibet.

"Saya, mewakili rakyat Indonesia, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Yang Mulia Dalai Lama ke-14 atas upayanya yang tak kenal lelah guna menemukan solusi damai berlandaskan sikap toleransi dan saling menghormati demi melindungi warisan budaya dan sejarah Tibet," kata Anand Krishna pula.

Menurut dia, dengan mempersembahkan patung dari Indonesia ini kepada Dalai Lama, dan kemudian diletakkan di tanah India, diharapkan juga berdoa agar rakyat Tibet, India serta Indonesia bersatu dalam cinta, damai, dan harmoni.

Sebelum ke tempat acara peresmian, Dalai Lama menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang sangat tinggi atas persembahan patung Buddha tersebut.

Sesaat setelah upacara peresmian selesai, Dalai Lama ke-14 berfoto bersama Anand Krishna dan enam orang pengurus Yayasan Anand Ashram Indonesia (berafiliasi dengan United Nations).

Tanpa diduga, Dalai Lama ke-14 memberikan pernyataan: "Para wartawan, anda mungkin tidak tahu, ribuan tahun yang lalu, seorang Guru Spiritual Buddhis dari Benggali yang bernama Athisa Divankara menerima pelajaran dari seorang Guru Spiritual yang berasal dari Indonesia."

Dalai Lama melanjutkan pernyataannya bahwa dalam sejarah Buddha, Athisa Divankara dipandang sebagai penyebar ajaran Buddha yang sangat penting, sehingga beliau adalah Guru Spiritual yang sangat penting dari Indonesia.

"Karena itu, kami dari Tibet mempunyai hubungan yang dekat secara spiritual dengan Indonesia, meskipun secara geografis berjauhan," kata Dalai Lama pula.

Dalam kesempatan itu, Anand Krishna juga memberikan pernyataaan bahwa dengan cinta dan harmoni, kita dapat menyatukan India, Tibet, serta Indonesia.

"Melalui persatuan ini kita dapat mencapai perdamaian dunia," ujar Anand lagi.

Sebelumnya Anand Krishna juga menyebutkan adanya kaitan sejarah yang erat antara peradaban India dengan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera, sehingga hubungan bersejarah itu semestinya tetap dipertahankan sepanjang masa.(ANT)

http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/11/0020006/Dalai.Lama.Berkati.Patung.Budha.dari.Indonesia

Jalan Mulia Berunsur Delapan


JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN

(Ariya Atthangiko Magga)

Dalam Dhammacakkappavattana Sutta; Samyutta Nikaya 56.11 {S 5.420}, Guru Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani) kepada Lima Bhikkhu Pertama (Panca Vaggiya Bhikkhu), yang di dalamnya terdapat Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha. Jalan itu disebut dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangiko Magga).

Di dalam Jalan ini mengandung unsur sila (kemoralan), samadhi (konsentrasi), dan panna (kebijaksanaan). Berikut pengelompokan unsur yang terkandung di dalamnya:

Pañña

1. Pengertian Benar (sammâ-ditthi)

2. Pikiran Benar (sammâ-sankappa)

Sila

3. Ucapan Benar (sammâ-väcä)

4. Perbuatan Benar (sammâ-kammanta)

5. Pencaharian Benar (sammâ-ajiva)

Samâdhi

6. Daya-upaya Benar (sammâ-vâyama)

7. Perhatian Benar (sammâ-sati)

8. Konsentrasi Benar (sammâ-samâdhi)

Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangiko Magga) dibabarkan sebagai berikut:

1. Pengertian Benar (Sammã Ditthi)

Pemahaman Benar adalah pengetahuan yang disertai dengan penembusan terhadap

a. Empat Kesunyataan Mulia

b. Hukum Tilakkhana (Tiga Corak Umum)

c. Hukum Paticca-Samuppäda

d. Hukum Kamma

2. Pikiran Benar (Sammã Sankappa)

Pikiran Benar adalah pikiran yang bebas dari:

a. Pikiran yang bebas dari nafsu-nafsu keduniawian (nekkhamma-sankappa).

b. Pikiran yang bebas dari kebencian (avyäpäda-sankappa)

c. Pikiran yang bebas dari kekejaman (avihimsä-sankappa)

3. Ucapan Benar (Sammã Vãca)

Ucapan Benar adalah berusaha menahan diri dari berbohong (musãvãdã), memfitnah (pisunãvãcã), berucap kasar/caci maki (pharusavãcã), dan percakapan-percakapan yang tidak bermanfaat/pergunjingan (samphappalãpã). Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika dapat memenuhi empat syarat di bawah ini :

a. Ucapan itu benar

b. Ucapan itu beralasan

c. Ucapan itu berfaedah

d. Ucapan itu tepat pada waktunya

4. Perbuatan Benar (Sammã Kammantã)

Perbuatan Benar adalah berusaha menahan diri dari pembunuhan, pencurian, perbuatan melakukan perbuatan seksualitas yang tidak dibenarkan (asusila), perkataan tidak benar, dan penggunaan cairan atau obat-obatan yang menimbulkan ketagihan dan melemahkan kesadaran.

5. Penghidupan Benar (Sammã Ãjiva)

Penghidupan Benar berarti menghindarkan diri dari bermata pencaharian yang menyebabkan kerugian atau penderitaan makhluk lain. "Terdapat lima objek perdagangan yang seharusnya dihindari (Anguttara Nikaya, III, 153), yaitu:

a. makhluk hidup

b. senjata

c. daging atau segala sesuatu yang berasal dari penganiayaan mahluk-mahluk hidup

d. minum-minuman yang memabukkan atau yang dapat menimbulkan ketagihan,

e. racun

Dan terdapat pula lima pencaharian salah yang harus dihindari (Majjima Nikaya. 117), yaitu:

a. Penipuan

b. Ketidak-setiaan

c. Penujuman

d. Kecurangan

e. Memungut bunga yang tinggi (praktek lintah darat)

6. Usaha Benar (Sammã Vãyama)

Usaha Benar dapat diwujudkan dalam empat bentuk tindakan, yaitu: berusaha mencegah munculnya kejahatan baru, berusaha menghancurkan kejahatan yang sudah ada, berusaha mengembangkan kebaikan yang belum muncul, berusaha memajukan kebaikan yang telah ada.

7. Perhatian Benar (Sammã Sati)

Perhatian Benar dapat diwujudkan dalam empat bentuk tindakan, yaitu:

- perhatian penuh terhadap badan jasmani (kãyãnupassanã)

- perhatian penuh terhadap perasaan (vedanãnupassanã)

- perhatian penuh terhadap pikiran (cittanupassanã)

- perhatian penuh terhadap mental/batin (dhammanupassanã)

Keempat bentuk tindakan tersebut bisa disebut sebagai Vipassanã Bhãvanã.

8. Konsentrasi Benar (Sammã Samãdhi)

Konsentrasi Benar berarti pemusatan pikiran pada obyek yang tepat sehingga batin mencapai suatu keadaan yang lebih tinggi dan lebih dalam. Cara ini disebut dengan Samatha Bhãvanã. Tingkatan-tingkatan konsentrasi dalam pemusatan pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam empat proses pencapaian Jhana, yaitu:

- Bebas dari nafsu-nafsu indria dan pikiran jahat, ia memasuki dan berdiam dalam Jhãna pertama, di mana vitakka (penempatan pikiran pada objek) dan vicãra (mempertahankan pikiran pada objek) masih ada, yang disertai dengan kegiuran dan kesenagan (piti dan sukha).

- Dengan menghilangkan vitakka dan vicara, ia memasuki dan berdiam dalam Jhãna kedua, yang merupakan ketenangan batin, bebas dari vitakka dan vicãra, memiliki kegiuran (piti) dan kesenangan (sukha) yang timbul dari konsentrasi.

- Dengan meninggalkan kegiuran, ia berdiam dalam ketenangan, penuh perhatian dan sadar, dan merasakan tubuhnya dalam keadaan senang. Dia masuk dan berdiam dalam Jhãna ketiga.

- Dengan meninggalkan kesenangan dan kesedihan, dia memasuki dan berdiam dalam Jhãna keempat, keadaan yang benar-benar tenang dan penuh kesadaran di mana kesenangan dan kesedihan tidak dapat muncul dalam dirinya.

Siswa yang telah berhasil melaksanakan Delapan Jalan Utama memperoleh :

1. Sila-visuddhi - Kesucian Sila sebagai hasil dari pelaksanaan Sila dan terkikis habisnya Kilesa (Kekotoran batin).

2. Citta-visuddhi - Kesucian Bathin sebagai hasil dari pelaksanaan Samadhi dan terkikis habisnya Nivarana (Rintangan batin).

3. Ditthi-visuddhi - Kesucian Pandangan sebagai hasil dari pelaksanaan Pañña dan terkikis habisnya Anusaya (Kecenderungan berprasangka).

Demikianlah Jalan Utama Berunsur Delapan yang telah dibabarkan oleh Guru Buddha. Satu-satunya Jalan yang menuju pada akhir Dukkha.

Disusun oleh: Bhagavant.com

Dikutip dari http://www.bhagavant.com/home.php?link=dhamma_sari&n_id=51

EMPAT KEBENARAN ARYA


EMPAT KEBENARAN ARYA

(Cattari Ariya Saccani)

Di Taman Rusa Isipatana, pada bulan Asalha, ketika untuk pertama kalinya Guru Buddha membabarkan Dhamma, dalam Dhammacakkappavattana Sutta; Samyutta Nikaya 56.11 {S 5.420} , Guru Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani) kepada Lima Bhikkhu Pertama (Panca Vaggiya Bhikkhu).

I

Kebenaran Ariya tentang Dukkha

(Dukkha Ariya Sacca)

Guru Buddha bersabda, “Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Dukkha, yaitu : kelahiran adalah dukkha, usia tua adalah dukkha, penyakit adalah dukkha, kematian adalah dukkha, sedih, ratap tangis, derita (badan), dukacita, putus asa adalah dukkha; berkumpul dengan yang tidak disenangi adalah dukkha, berpisah dari yang dicintai adalah dukkha, tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah dukkha. Singkatnya Lima Kelompok Kemelekatan merupakan dukkha.”

Definisi

Kata ”dukkha” yang berasal dari bahasa Pali, sukar sekali untuk diwakilkan secara tepat oleh satu kata dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris karena memiliki makna yang dalam. Secara etimologi berasal dari kata ”du” yang berarti sukar dan kata ”kha” yang berarti dipikul, ditahan. Jadi kata ”du-kha” berarti sesuatu atau beban yang sukar untuk dipikul. Pada umumnya dukkha dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai penderitaan, ketidakpuasan, beban.

Tiga Bentuk Dukkha

Dalam Dukkhä Sutta; Samyutta 38.14 {S 4.259}, Y.A Sariputta menjelaskan adanya tiga bentuk dukkha kepada Jambukhadika, “ Ada tiga bentuk dari dukkha, sahabatKu, yaitu : dukkha-dukkhä, viparinäma-dukkhä, sankhärä-dukkhä. Inilah tiga bentuk dukkha.”

dukkha-dukkhä

adalah ketidakpuasan atau penderitaan yang alami dan dirasakan tubuh dan bathin, seperti sakit jantung, sakit kepala, perasaan sedih karena berpisah dengan yang dicintai, kegagalan dalam usaha, sebagainya.

viparinäma-dukkhä

adalah ketidakpuasan atau penderitaan yang tidak lepas dari adanya perubahan, seperti kondisi perasaan bahagia, yang dirasakan cepat atau lambat akan mengalami perubahan.

sankhärä-dukkhä

adalah ketidakpuasan atau penderitaan yang berhubungan dengan Lima Kelompok Kemelekatan (Panca Khanda), seperti perasaan susah karena tidak dapat menikmati makanan enak yang dipicu karena adanya indera pengecap yang merupakan salah satu dari Lima Kelompok Kemelekatan (Panca Khanda).

II

Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha

(Dukkha Samudaya Ariya Sacca)

Guru Buddha bersabda, “Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha, yaitu : Ketagihan (tanhâ) yang menyebabkan tumimbal lahir, disertai dengan hawa nafsu untuk menemukan kesenangan di sana sini, yaitu kamatanhâ : ketagihan akan kesenangan indria, bhavatanhâ : ketagihan akan penjelmaan, vibhavâtanhâ : ketagihan untuk memusnahkan diri.”

Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa sumber dari dukkha atau penderitaan adalah tanhâ, yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Tanha dapat diibaratkan seperti candu atau opium yang menimbulkan dampak ketagihan bagi yang memakainya terus-menerus, dan semakin lama akan merusak fisik maupun mental si pemakai. Tanha juga dapat diibaratkan seperti air laut yang asin yang jika diminum untuk menghilangkan haus justru rasa haus tersebut semakin bertambah.

Ada tiga bentuk tanhä, yaitu :

1.Kämatanhä : adalah ketagihan akan kesenangan indriya, ialah ketagihan akan :

a. bentuk-bentuk (indah)

b. suara-suara (merdu)

c. wangi-wangian

d. rasa-rasa (nikmat)

e. sentuhan-sentuhan (lembut)

f. bentuk-bentuk pikiran

2.Bhavatanhä : adalah ketagihan untuk lahir kembali sebagai manusia yang berdasarkan pada kepercayaan yang mengatakan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" (attavada).

3.Vibhavatanhä : adalah ketagihan untuk memusnahkan diri, yang berdasarkan kepercayaan yang mengatakan bahwa setelah manusia meninggal maka berakhirlah segala riwayat tiap-tiap manusia (ucchedaväda).

III

Kebenaran Ariya tentang Terhentinya Dukkha

(Dukkha Nirodha Ariya Sacca)

Guru Buddha bersabda, “Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Terhentinya Dukkha, yaitu : terhentinya semua hawa nafsu tanpa sisa, melepaskannya, bebas, terpisah sama sekali dari ketagihan tersebut.”

Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa dukkha bisa dihentikan yaitu dengan cara menyingkirkan tanhä sebagai penyebab dukkha. Ketika tanhä telah disingkirkan, maka kita akan terbebas dari semua penderitaan (bathin). Keadaan ini dinamakan Nibbana.

Dalam Itivuttaka 44; Khuddaka Nikaya, Guru Buddha menjelaskan bahwa terdapat 2 elemen/jenis Nibbana, yaitu :

Sa-upadisesa-Nibbana

Nibbana masih bersisa. Yang dimaksud dengan bersisa di sini adalah masih adanya Lima Khanda. Ketika Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan menjadi Buddha, Beliau dikatakan telah dapat mencapai Sa-upadisesa-Nibbana tetapi masih memiliki Lima Khanda (jasmani, kesadaran, bentuk pikiran, pencerapan dan perasaan). Sa-upadisesa-Nibbana juga dapat dikatakan sebagai kondisi batin (state of mind) yang murni, tenang, dan seimbang.

An-upadisesa-Nibbana

Nibbana tanpa sisa. Setelah meninggal dunia, seorang Arahat akan mencapai anupadisesa-nibbana, ialah Nibbana tanpa sisa atau juga dinamakan Pari-Nibbana, dimana tidak ada lagi Lima Khanda (jasmani, kesadaran, bentuk pikiran, pencerapan dan perasaan), tidak ada lagi sisa-sisa dan sebab-sebab dari suatu bentuk kemunculan. Sang Arahat telah beralih ke dalam keadaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Hal ini dapat diumpamakan dengan padamnya api dari sebuah pelita, kemanakah api itu pergi ? Hanya satu jawaban yang tepat, yaitu ‘tidak tahu’. Ketika Guru Buddha mangkat/wafat, Beliau dikatakan telah mencapai anupadisesa-nibbana.

IV

Kebenaran Ariya tentang Jalan yang Menuju Terhentinya Dukkha

(Dukkha Nirodha Ariya Sacca)

Guru Buddha bersabda, “Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Jalan yang menuju terhentinya Dukkha, tiada lain adalah Jalan Suci Berunsur Delapan, yaitu : Pengertian Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, Konsentrasi Benar.”

Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa ada Jalan atau Cara untuk menghentikan dukkha.

Jalan Menuju Terhentinya Dukkha dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :

Kebijaksanaan (Panna)

Pengertian Benar (sammä-ditthi)

Pikiran Benar (sammä-sankappa)

Kemoralan (Sila)

Ucapan Benar (sammä-väcä)

Perbuatan Benar (sammä-kammanta)

Pencaharian Benar (sammä-ajiva)

Konsentrasi (Samädhi)

Daya-upaya Benar (sammä-väyäma)

Perhatian Benar (sammä-sati)

Konsentrasi Benar (sammä-samädhi)

Demikianlah Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani) yang tidak dapat dipisahkan antara Kebenaran yang satu dengan Kebenaran yang lainnya. Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani) bukanlah ajaran yang bersifat pesimis yang mengajarkan hal-hal yang serba suram dan serba menderita. Dan juga bukan bersifat optimis yang hanya mengajarkan hal-hal yang penuh harapan, tetapi merupakan ajaran yang realitis, ajaran yang berdasarkan analisa yang diambil dari kehidupan di sekitar kita.

Disusun oleh: Bhagavant.com

Dikutip dari http://www.bhagavant.com/home.php?link=dhamma_sari&n_id=50

Ehipassiko


Kata ehipassiko berasal dari kata ehipassika yang terdiri dari 3 suku kata yaitu ehi, passa dan ika. Secara harafiah ”ehipassika” berarti datang dan lihat. Ehipassikadhamma merupakan sebuah undangan kepada siapa saja untuk datang, melihat serta membuktikan sendiri kebenaran yang ada dalam Dhamma.

Istilah ehipassiko ini tercantum dalam Dhammanussati (Perenungan Terhadap Dhamma) yang berisi tentang sifat-sifat Dhamma.

Guru Buddha mengajarkan untuk menerapkan sikap ehipassiko di dalam menerima ajaranNya. Guru Buddha mengajarkan untuk ”datang dan buktikan” ajaranNya, bukan ”datang dan percaya”. Ajaran mengenai ehipassiko ini adalah salah satu ajaran yang penting dan yang membedakan ajaran Buddha dengan ajaran lainnya.

Salah satu sikap dari Guru Buddha yang mengajarkan ehipassiko dan memberikan kebebasan berpikir dalam menerima suatu ajaran terdapat dalam perbincangan antara Guru Buddha dengan suku Kalama berikut ini:

"Wahai, suku Kalama. Jangan begitu saja mengikuti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kata orang, koleksi kitab suci, penalaran logis, penalaran lewat kesimpulan, perenungan tentang alasan, penerimaan pandangan setelah mempertimbangkannya, pembicara yang kelihatannya meyakinkan, atau karena kalian berpikir, `Petapa itu adalah guru kami. `Tetapi setelah kalian mengetahui sendiri, `Hal-hal ini adalah bermanfaat, hal-hal ini tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan`, maka sudah selayaknya kalian menerimanya.” (Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)

Sikap awal untuk tidak percaya begitu saja dengan mempertanyakan apakah suatu ajaran itu adalah bermanfaat atau tidak, tercela atau tidak tecela; dipuji oleh para bijaksana atau tidak, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan atau tidak, adalah suatu sikap yang akan menepis kepercayaan yang membuta terhadap suatu ajaran. Dengan memiliki sikap ini maka nantinya seseorang diharapkan dapat memiliki keyakinan yang berdasarkan pada kebenaran.

Ajaran ehipassiko yang diajarkan oleh Guru Buddha juga harus diterapkan secara bijaksana. Meskipun ehipassiko berarti ”datang dan buktikan” bukanlah berarti selamanya seseorang menjadikan dirinya objek percobaan. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin membuktikan bahwa menggunakan narkoba itu merugikan, merusak, bukan berarti orang tersebut harus terlebih dulu menggunakan narkoba tersebut. Sikap ini adalah sikap yang salah dalam menerapkan ajaran ehipassiko. Untuk membuktikan bahwa menggunakan narkoba itu merugikan, merusak, seseorang cukup melihat orang lain yang menjadi korban karena menggunakan narkoba. Melihat dan menyaksikan sendiri orang lain mengalami penderitaan karena penggunaan narkoba, itu pun suatu pengalaman, suatu pembuktian.

Disusun oleh: Bhagavant.com

Dikutip dari http://www.bhagavant.com/home.php?link=dhamma_sari&n_id=1

Senin, 26 Januari 2009

SAMBUDDHI INTERAKTIF

Dengarkan SAMBUDDHI Interaktif ( mengudara di 95.9 FM setiap Kamis minggu ke 2 dan 4 Jam 20.50wib )

Selamat Hari Raya Imlek 2560

Infodhamma mengucapkan Selamat Hari Raya Imlek 2560
" Gong Xi Fat Cai " bagi yang merayakan ! , semoga hikma hari raya imlek ini membawa kebahagiaan bagi Semua makhluk hidup saddhu ... saddhu.... saddhu


Salam metta ,

Infodhamma

Minggu, 25 Januari 2009

Rahasia si Untung

Kita semua pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek.
Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. berita selanjutnya

Imlek dalam Perspektif Buddhis

Oleh Ivan Taniputera

UNTUK pertama kali, Tahun Baru Imlek diterima dan dirayakan sebagai hari libur nasional. Hal ini disambut etnis Tionghoa yang merayakan dengan penuh sukacita.

Respons positif juga muncul dari para pedagang. Sejak satu bulan sebelumnya, para pedagang di mal dan pertokoan menggelar dagangan khas Imlek, seperti kartu-kartu ucapan Gong Xi Fa Cai, pernik pernik hiasan, kue-kue, dan lain-lain.

Terlepas dari sambutan yang antusias itu, apakah kita mengetahui makna perayaan Imlek, khususnya dari sudut pandang agama Buddha?

Berita selengkapnya ........

Rabu, 21 Januari 2009

AJAHN BRAHM Tour de Indonesia 2009

Ehipassiko Foundation mempersembahkan.

AJAHN BRAHM
T o u r d e I n d o n e s i a 2 0 0 9

Palembang, Sukabumi, Jakarta, Medan, Surabaya, Denpasar

"Apa pun yang kamu lakukan, pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu."
- Ajahn Brahm -

Ajahn Brahm lahir di London pada tahun 1951. Setelah lulus dan mengajar Fisika Teori di Cambridge University, ia pergi ke Thailand dan menjadi bhikkhu hutan pada usia 23 tahun di bawah bimbingan Ajahn Chah yang tersohor. Ia adalah pembimbing spiritual Bodhinyana Monastery di Perth, Australia. Ceramahnya dihadiri oleh ribuan pendengar dari pelbagai bangsa. Beliau adalah penulis bestseller internasional "Membuka Pintu Hati" dan "Superpower Mindfulness".

Hadiri Ceramah Dhamma, Pemberkahan, dan Peluncurkan Buku Terbaru Ajahn Brahm: "Hidup Senang Mati Tenang"


PALEMBANG
Kamis, 26 Feb 09, 18.00
The Aryaduta Hotel, Jl. POM IX
Panitia: MBI Sumsel, Yayasan Dharmakiriti
Undangan: gratis, 2.000 kursi
Reservasi: 081532897895, 0711355706

SUKABUMI
Jumat, 27 Feb 09, 18.00
Wihara Dharma Ratna, Jl. Martadinata 49
Panitia: Yayasan Dharma Ratna
Undangan: gratis, 1.000 kursi
Reservasi: 081563212888, 081806708767

JAKARTA
Sabtu, 28 Feb 09, 18.00
The Golf, Pantai Indah Barat 1, Pantai Indah Kapuk, Jakut
Panitia: Buddhist Fellowship Indonesia & Ehipassiko
Undangan: iuran biaya, 2.800 kursi
Platina Rp60.000, Emas Rp30.000, Perak Rp15.000
Reservasi:
Kelapa Gading: 02145864116
Sunter: 08159942301
Roxy Mas: 081510091799
Menteng: 02193690849
Lodan: 08170784731
Tanjung Duren: 0215687958
Pluit: 08161865165
Tangerang: 08128123483
Serpong: 08129580857
On-line: BFI-Plasa Sentral: 02196200297, 02152920965
On-line: Ehipassiko-Puri: 085888850800, 085888503388
atau di bursa wihara Anda

MEDAN
Minggu, 1 Mar 09, 18.00
Selecta Hotel, Jl. Listrik 2
Panitia: Indonesia Tipitaka Centre
Undangan: gratis, 3.000 kursi
Reservasi: 08163170885, 081361142895

SURABAYA
Senin, 2 Mar 09, 18.00
Empire Palace, Jl. Blauran
Panitia: Dhammadipa Arama & MBI Jatim
Undangan: gratis, 1.000 kursi
Reservasi: 081330626852, 03170819999

DENPASAR
Selasa, 3 Mar 09, 18.00
Wihara Buddha Sakyamuni, Jl. G.Agung
Panitia: Patria, FIB
Undangan: gratis, 2.000 kursi
Reservasi: 0811398180, 08123621680


Ceramah akan disampaikan dalam bahasa Inggris oleh Ajahn Brahm
dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Tim Ehipassiko.

Dana yang terhimpun dari program ini akan disalurkan untuk pengembangan Dhamma.



Proyek Dhammadana Buku
"Hidup Senang Mati Tenang"

Narasumber: Ajahn Brahm
Penghimpun: Handaka Vijjananda
Penerjemah: Chuang
Penyunting: Handaka Vijjananda
Perancang Sampul & Penata Letak: Vidi Yulius
Penerbit: Ehipassiko Foundation
Peluncuran: dalam event Ajahn Brahm Tour de Indonesia 26 Feb - 2 Mar 09

Cetakan perdana buku ini akan dibagikan gratis melalui para donatur.
Mari kita berpartisipasi mendanai penerbitan buku ini.
Paket dana biaya produksi+kirim: Rp50.000/buku atau kelipatannya.

Transfer sebelum 14 Februari 2009 ke:
BCA Taman Permata Buana Jakbar
no. 4900333833 a.n. Yayasan Ehipassiko

Lalu sms ke 085888850800: nama, alamat, dana.



Buku ini merupakan kumpulan ceramah dan artikel Ajahn Brahm dalam beberapa tahun terakhir, yang disampaikan dalam berbagai retret di Australia, Global Conference on Buddhism di Malaysia, Buddhist Summit di Kamboja, dan sebuah wawancara di National Radio, Australian Broadcasting.

Untaian ceramah terpilih ini meliputi banyak aspek Buddhisme, mulai dari jantung hati Buddhisme, etika seksual Buddhis, sayuranisme, keterbatasan psikologi, kebingungan filsafat, dan yang tak kalah seru: Buddhisme vs sains! Buku ini juga merupakan panduan praktis untuk berlatih melepas, mengikis kemelekatan, bahkan latihan mati!

Dan, tentu saja, dengan gaya tutur yang tiada duanya di kolong langit, bhikkhu hutan ini mengajak kita untuk menertawakan kebodohan kita sendiri sekaligus menantang kita untuk menjelajahi dimensi ruang dan waktu, melampaui zona nyaman penalaran kita masing-masing. Semua itu, pada akhirnya, adalah untuk membuat kita: hidup senang, mati tenang!

---------------------------------------
Informasi ini disampaikan oleh:
Yayasan Ehipassiko
Taman Permata Buana
Jl. Pulau Bidadari II-17
Puri, Jakarta Barat 11610
T: 085888850800, 085888503388
ehipassikofoundation@gmail.com
www.ehipassiko.net

Minggu, 18 Januari 2009

Baksos Menyambut Imlek 2009



Minggu , 18 Januari 2009 , Persamuhan Umat Buddha Viriyadhika ( PUBV ) mengadakan Bakti Sosial ( Baksos ) di Marelan dekat P. Brayan - Medan yang dikoordinir Sdri Nelly , turut hadir juga Samanera Maghavira dan Samanera Dhammasila , walaupun cuaca kurang bersahabat ( cukup terik ) tetapi semua personil PUBV dengan semangat Buddha Dhamma bergotong royong memberikan dana tersebut sampai ke tujuan dengan baik , bantuan berupa sembako seperti beras 1 goni , kecap dua botol , makan ringan / kue kering , Syrup 2 botol , Mie Instan dan ang pau

Tujuan dari Baksos PUBV ini utk membantu meringankan keluarga prasejahtera dalam menyambuat hari raya Imlek , bantuan diberikan secara langsung dari rumah ke rumah , dan sebagian lagi kumpul disatu tempat karena jarak rumah mereka agak jauh , para keluarga yg menerima bantuan tersebut merasa bahagia atas bantuan tersebut , bantuan ini berjalan dengan baik berkat dukungan semua aktivis PUBV , Umat Buddha di kota Medan dan kepala lingkungan Marelan Bapak Ahui , semoga dana kebajikan yang lakukan ini dapat membawa kebahagiaan semua makhluk hidup Saddhu ... Saddhu ...saddhu


Foto lainnya bisa dilihat / download lihat menu disebelah !

Kamis, 15 Januari 2009

Semangkuk Nasi Putih


Semoga Anda berkenan dengan suguhan artikel yang satu ini..

Semangkuk Nasi Putih

Dec 19, 2008 in Cerita Renungan

Based on True Story


Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut. “Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih.”

Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan. Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.

Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar berkata dengan pelan :

“dapatkah menyiram sedikit kuah sayur diatas nasi saya.”

Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum :

“Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !”

Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir : “kuah sayur gratis.”


Lalu memesan semangkuk lagi nasi putih.

“Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.”

Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini.

“Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah sebagai makan siang saya !”


Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota , demi menuntut ilmu datang kekota, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti.

Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini. Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah nasi ?

Suaminya kemudian membisik kepadanya :

“Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk dinasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia ket empat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah.”

“Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.”


“Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?”

Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.

“Terima kasih, saya sudah selesai makan.” Pemuda ini pamit kepada mereka. Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.

“Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat !” katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi. Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari.

Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi. Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.


Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid.

“Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan.”

“Siapakah direktur diperusahaan kamu ?, mengapa begitu baik terhadap kami? saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !” sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.

“Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.”

Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya.


Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang. Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya.

Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka :”bersemangat ya ! di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !”

hikmahnya : nah, kalian petik saja sendiri..

dikutip dari : http://www.yauhui.net/semangkuk-nasi-putih/