Makna Perayaan Kathina Oleh: Bhikkhu Uttamo
Mulai tanggal 22 Oktober 2002 sampai dengan tanggal 19 November 2002 ini kita, para umat dan simpatisan Buddhis di manapun berada secara serentak akan dapat mengikuti perayaan Kathina yang diselenggarakan di berbagai vihara. Di berbagai negara Buddhis biasanya perayaan Kathina atau Kathina Puja dilaksanakan dengan sangat meriah dan bahkan paling meriah dibandingkan berbagai Hari Besar Agama Buddha lainnya seperti Magha Puja, Waisaka Puja maupun Asadha Puja. Perbedaan ini disebabkan karena adanya makna khusus dan khas dalam perayaan Kathina tersebut. Salah satu kekhususan yang terdapat dalam Kathina Puja tersebut adalah bahwa pada hari-hari besar Agama Buddha yang lain para umat serta simpatisan Buddhis biasanya datang ke vihara untuk berperanserta secara pasif dalam kegiatan yang diadakan waktu itu. Pengertian berperan serta secara pasif ini adalah bahwa para umat seusai melaksanakan Puja Bakti kemudian biasanya mereka segera kembali ke rumah masing-masing. Berbeda ketika mengikuti Perayaan Kathina, seluruh umat maupun simpatisan Buddhis sejak jaman Sang Buddha masih hidup akan berperan aktif dalam perayaan ini. Mereka berperan aktif dengan mempersembahkan dana berupa empat kebutuhan pokok para bhikkhu. Keempat kebutuhan pokok ini adalah kebutuhan bhikkhu akan makanan, jubah, tempat tinggal serta obat-obatan. Oleh karena itu, dalam mengikuti perayaan Kathina di manapun juga, para umat dan simpatisan Buddhis bahkan para bhikkhu sekalipun hendaknya dapat merenungkan beberapa hal di bawah ini, yaitu: Para umat Buddha dalam menyambut perayaan Kathina biasanya sejak beberapa waktu sebelumnya mereka telah mempersiapkan diri untuk memberikan persembahan Kathina. Bahkan pernah dijumpai seorang anak Sekolah Dasar yang sejak beberapa bulan sebelumnya menyisihkan sebagian dari uang saku sekolahnya untuk ditabung. Setelah tiba masa Kathina, maka anak tersebut membuka tabungannya dan seluruh hasilnya dipergunakan untuk mengadakan seperangkat jubah bhikkhu serta dipersembahkannya kepada Sangha dalam perayaan Kathina di salah satu vihara terdekat. Tentu saja niat baik untuk menyediakan persembahan Kathina yang telah dipupuk dalam waktu yang cukup lama ini akan memberikan kondisi kepada anak tersebut untuk menimbun banyak karma baik yang pada waktunya nanti pastilah akan memberikan kebahagiaan sesuai dengan yang diharapkannya. Ketika seorang umat atau simpatisan Buddhis menghadiri Perayaan Kathina maka bila Perayaan Kathina itu dihadiri lebih dari satu bhikkhu, atau bahkan dihadiri oleh Sangha yaitu para bhikkhu yang berjumlah empat, lima atau lebih maka pada saat mempersembahkan Dana Kathina tersebut ia memiliki sedikit kemungkinan untuk memilih mempersembahkan dananya kepada bhikkhu yang mungkin dia sukai. Dengan demikian, pada saat mempersembahkan Dana Kathina sesungguhnya para umat dan simpatisan Buddhis sudah mulai dilatih untuk rela mempersembahkan dana kepada bhikkhu siapapun juga tanpa harus memilih. Para umat bahkan mungkin saja memberikan dananya kepada bhikkhu yang sama sekali belum dikenalnya. Dengan demikian, mengikuti Perayaan Kathina secara aktif ini dimaksudkan adalah sebagai latihan melepaskan atau merelakan yang sikap batin ini dapat dijadikan dasar mencapai kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Kebahagiaan yang bisa diperoleh ini adalah bahwa hendaknya apabila seseorang melakukan perbuatan baik adalah demi perbuatan baik atau kebajikan itu sendiri bukan demi pribadi seseorang yang kita sukai atau dengan maksud-maksud yang lain. Persembahan Dana Kathina juga bisa mempunyai makna sebagai latihan meningkatkan kesadaran para umat dan simpatisan Buddhis akan manfaat keberadaan para bhikkhu. Para bhikkhu yang tergabung dalam Sangha adalah merupakan kumpulan para pertapa yang berusaha melaksanakan Buddha Dhamma dalam kehidupan sehari-hari mereka agar mencapai tingkat batin tertinggi. Selain mempraktekkan Buddha Dhamma, para bhikkhu dalam kehidupannya juga diisi dengan membabarkan Buddha Dhamma ke berbagai tempat dengan tujuan agar dapat membahagiakan semua mahluk. Oleh karena itu, dengan mempersembahkan Dana Kathina umat akan mendapatkan kondisi untuk mendukung kelestarian Sangha yang tentu saja mempunyai pengaruh langsung yang positif untuk kelestarian Buddha Dhamma pula. Perenungan makna Dana Kathina ini bukan hanya berlaku untuk para umat dan simpatisan Buddhis saja melainkan juga untuk para bhikkhu. Para bhikkhu sesuai dengan peraturan yang telah diturunkan oleh Sang Buddha adalah merupakan para pertapa yang tidak mempunyai penghasilan ataupun menerima gaji dari lembaga manapun juga. Oleh karena itu, kehidupan para bhikkhu sepenuhnya tergantung pada kebajikan para umat dan simpatisan Buddhis. Pemenuhan empat kebutuhan pokok hidup bhikkhu juga diperoleh dari umat. Padahal, pernah disebutkan dalam salah satu hasil penyelidikan ilmiah, bahwa karena adanya proses regenerasi sel yang terus menerus terjadi dalam tubuh manusia maka seluruh sel tubuh manusia dalam waktu tujuh tahun semuanya akan berganti. Dengan demikian, apabila para bhikkhu telah menjalani kebhikkhuan lebih dari tujuh tahun, sesungguhnya seluruh sel tubuhnya telah diperoleh dari hasil kebajikan dan keyakinan para umat serta simpatisan Buddhis di manapun mereka berada. Kalau hal ini direnungkan, maka tentunya akan hilanglah kesombongan yang mungkin masih tersisa dalam batin para bhikkhu. Para bhikkhu hendaknya bisa menyadari bahwa ia tidak akan hidup tanpa umat. Padahal, sering dijumpai para umat membantu kehidupan para bhikkhu yang dijumpainya tanpa harus mengenalnya terlebih dahulu. Oleh karena itu, walaupun pengertian ini hendaknya tidak menjadikan bhikkhu sebagai 'pesuruh' umat, namun hendaknya para bhikkhu kemudian merenungkan, kebajikan apakah yang bisa dijadikan sebagai 'balas jasa' kebajikan para umat dan simpatisan Buddhis tersebut?
Dengan perenungan ini, maka hendaknya para bhikkhu dapat lebih meningkatkan pelaksanaan Buddha Dhamma dalam kehidupannya dengan lebih tekun dan bersemangat menjalankan kemoralan serta melatih meditasi. Dengan demikian, para bhikkhu akan dapat memberikan manfaat yang besar untuk para umat yang telah mendukung kehidupannya. Para bhikkhu benar-benar akan menjadi ladang yang subur untuk kebajikan mereka. Dan, tentu saja, dengan demikian para bhikkhu tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan baik untuk melatih diri agar lebih baik dan terus bertambah baik sehingga mencapai tingkat tertinggi yaitu kesucian atau Nibbana dalam kehidupan ini juga. Demikianlah, paling tidak terdapat empat hal yang bisa dan pantas direnungkan dalam masa Kathina ini. Semoga kita semua tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan Kathina ini untuk secara aktif mengembangkan kebajikan dan meningkatkan kualitas batin kita masing-masing. Semoga kita semua berbahagia. Selamat Kathina. Semoga semua mahluk berbahagia. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata.
|
selamat hari hut bodhisatva avalokitesvara.6gwee 19(cap kau).tgl. 28-31 juli 2010.dari;pdt. tony ,s.ag.
BalasHapus