◙ De Fan ◙ 5 Nopember 2008 《tanggal 8 bulan 10 penanggalan lunar》 【Kata Perenungan】 Kebahagiaan sesungguhnya dalam hidup adalah selamat. Kegembiraan terbesar dalam hidup adalah cinta kasih. Bila ada integritas moral, tentu dihormati orang Ketika berada di kota Rajagrha, Buddha memimpin para Bhiksu masuk ke dalam kota untuk menyebarkan Dharma. Barisan Bhiksu berjalan dengan rapi dan penuh kekhidmatan, menimbulkan perasaan suka cita pada setiap orang yang bertemu, warga lalu saling memberitahukan bahwa Buddha telah tiba untuk membabarkan Dharma. Semua orang membersihkan jalan dan menyambut rombongan dengan penuh hormat dan tulus. Dalam kota ada seorang Brahmana timbul rasa angkuhnya, dia mempertanyakan bagaimana mungkin Buddha bisa membuat khalayak ramai begitu yakin dari dalam lubuk hati mereka. Dia bermaksud untuk membuat masalah pada saat Buddha membabarkan Dharma. Siapa sangka setibanya Brahmana di depan Buddha, keraguan dalam hatinya segera sirna, tanpa dapat dikendalikan lagi, dirinya langsung bersujud penuh hormat dan memuji keagungan moralitas Buddha. Pada ceramah pagi, Master menjelaskan tentang keagungan integritas moral Buddha dengan kisah tadi, tiga puluh dua pertanda keagungan pada diri Buddha telah terpenuhi sehingga dapat menyebarkan kekuatan yang terang dan damai untuk menaklukkan batin semua makhluk yang keras. "Bila ingin menebarkan benih dalam lahan batin makhluk lain, harus membuat benih dalam batin sendiri bertunas terlebih dahulu”. Master memberi himbauan agar semua orang dapat memupuk moral dan kelakuan yang bersih, dalam memperlakukan orang, menangani masalah, bertutur kata atau berkelakukan, dapat menunjukkan adanya integritas moral, dengan demikian barulah bisa mengerjakan misi duniawi dengan kondisi hati luar duniawi, mendapatkan keyakinan, kepercayaan dan penghormatan orang lain. Penderitaan dan kebahagiaan tergantung pada sebuah niat pikiran Republik Zimbabwe di bagian selatan benua Afrika memiliki tingkat inflasi sangat tinggi, ini membuat banyak warganya bahkan tidak sanggup membeli sepotong roti, di dalam negeri ini setiap hari rata-rata ada puluhan jiwa melayang akibat kelaparan, sekitar 5 juta penduduknya mengungsi ke negara tetangga. Dalam pertemuan pagi dengan relawan, Master mengeluh dengan sayu bahwa Zimbabwe sebetulnya memiliki tanah sangat subur, bahkan sebelumnya merupakan lumbung bahan makanan paling utama di Afrika, sayangnya akibat pergolakan politik, penduduknya menjadi kelaparan, miskin dan selalu ditimpa bencana. “Sumber penderitaan adalah ketidak puasan dalam batin manusia. Apalagi kalau pikiran para penguasa tidak selaras, tentu mendatangkan kekacauan dalam masyarakat, walau pun memiliki bumi yang sangat menjanjikan, warga juga tidak bisa hidup dengan tenang dan bekerja dengan suka cita”. Di belahan bumi lainnya, proyek pembangunan sekolah dan perumahan cinta kasih Tzu Chi di Myanmar telah dimulai, apalagi cuaca sangat bersahabat, sehingga bulir padi berwarna kuning keemasan berhasil dipanen dengan lancar, Master berkata dengan gembira bahwa warga petani akhirnya tidak perlu lagi hidup dalam belitan hutang. “Menderita dalam pergolakan atau berbahagia dalam keselamatan tergantung pada sebuah niat pikiran. Asal saja batin manusia bisa tenang dan mau mengembangkan cinta kasih universal, sekali pun bencana lebih parah dapat melanda, luka jiwa dan raga juga akan sembuh seiring perjalanan hari demi hari.” Master menyebutkan, kebahagiaan sesungguhnya dalam hidup adalah selamat, kegembiraan terbesar dalam hidup adalah cinta kasih. Bila umat manusia di dunia bisa saling mengasihi bagai sekeluarga, bencana alam tentu akan berkurang dengan sendirinya. “Paling dibutuhkan di dunia ini adalah cinta kasih, kita harus menggenggam kesempatan untuk berbuat hal yang benar. Hal tepat harus dilakukan dengan giat, hal tidak benar tak peduli besar atau kecil, sama sekali tidak boleh dilakukan. Kadangkala sepatah kata pelan-pelan atau sebuah tindakan kecil mungkin bisa menimbulkan kekacauan dunia, maka harus lebih bersungguh hati dalam segala hal”. Lebih bersungguh hati dan senantiasa mawas diri Ada seorang anak Myanmar, sampai usia 4 tahun masih belum bisa berjalan, namun ketika topan Nargis melanda Myanmar, anak ini jatuh pingsan karena terkejut, saat sadar kembali ternyata dirinya dapat berlari. Saat berbincang dengan Wakil Direktur RS Tzu Chi Taichung, Chen Ziyong, Master berkata sambil tertawa bahwa manusia memiliki kemampuan terpendam yang tiada terhingga, ketika menghadapi marabahaya akan timbul kekuatan yang tidak terbayangkan. Master mengambil contoh lain yang pernah didengarnya sendiri tentang sebuah kisah yang terjadi di Fenglin, Hualien. Ada seorang bapak yang membuka kedai sampah di rumahnya, suatu hari sebuah topan datang melanda, angin kencang mendorong pintu dan jendela rumah hingga terbuka, dalam kondisi terdesak ternyata bapak bertubuh kurus dan lemah ini dapat menggulingkan sebuah kendi besar dari bahan beton untuk mengganjal daun pintu. Setelah topan berlalu, ternyata tenaga delapan orang juga tidak sanggup untuk menggeser kendi besar itu sedikit pun. “Dia bertanya pada saya bukankah ini merupakan kesaktian? Jawaban saya memang benar, sebab setiap orang memiliki kemampuan terpendam tiada terhingga, biasanya kita terikat dan dibatasi pada perasaan ‘saya ada tenaga segitu saja’, namun dalam kondisi terdesak akan ‘lupa pada siapa saya’, kekuatan terpendam akan memainkan peranannya”. Wakil Direktur Chen Ziyong mengatakan sangat terkesan dengan kata perenungan Master, “Lakukanlah sesuatu dengan kesungguhan hati, tidak perlu cemas dan risau”. Master mengajarkan, lebih bersungguh hati artinya lebih bermawas diri, senantiasa berusaha untuk mengendalikan tabiat buruk, tidak membiarkan neraka batiniah muncul di hadapan. “Di alam manusia ini memang ada neraka, neraka sesungguhnya ada di dalam batin. Kondisi batin dengan keserakahan, kebencian, kebodohan, keangkuhan dan kecurigaan itu paling gelap, juga paling menyiksa diri. Ketika timbul keinginan untuk memperhitungkan untung rugi atau mengumbar emosi, sama seperti iblis muncul di hadapan, bukan saja menimbulkan gangguan pada orang lain, diri sendiri juga menderita”. Master mengutarakan kenangan masa lalu ketika memberikan ceramah Sutra Ksitigarbha di Vihara Cishan, Hualien, ada seorang ibu sering datang mendengarkan ceramah, suatu ketika ibu ini menyampaikan dengan gembira bahwa dirinya telah membuktikan kebenaran “neraka berada di dalam batin”. Ternyata tabiat suami dari ibu ini kurang baik, bahkan sering berbuat kasar pada dirinya. Suatu hari suaminya pulang rumah, merasa kurang enak badan lalu marah-marah, ibu ini berketetapan hati untuk tidak mau bertengkar lagi, dia diam saja sambil memasak makanan untuk dihidangkan kepada suami. Suaminya tidak menghargai kebaikan dengan mencari-cari kesalahan, ibu ini tetap menghadapi suami dengan kata-kata lemah lembut. Melihat istri tidak seperti biasanya, suaminya malah bertanya pada ibu ini apakah dia tidak “salah makan obat”? Ibu ini memberitahukan suami tentang prinsip yang didengarnya di Vihara Cishan, suami sepertinya ada sedikit sadar, mulai memperlakukan istri dengan lebih baik, kondisi rumah tangga mereka menajdi semakin hari semakin harmonis dan bahagia. “Tabiat buruk bukannya tidak bisa dirubah, hanya perlu lebih bersungguh hati”. Master mengatakan, saat suaminya marah-marah dan mencari-cari kesalahan, ibu ini mengingatkan diri sendiri agar tetap mengendalikan emosi, mencegah munculnya neraka batin di hadapan, dengan demikian barulah dapat membuat suami mau mendengarkan perkataannya. “Maka cara merubah orang lain adalah dengan ‘lebih bersungguh hati’”. 五日創造平安幸福 ◎釋德 ◆11‧5《農十月‧初八》 【靜思小語】人生真正的幸福,是平安;最大的喜樂,是愛 |
INFODHAMMA : Informasi seputar Dhamma. NB. Bagi Anda yang ingin memposting Brosur , Poster , Artikel , Acara kegiatan Sosial , Acara Kegiatan meditasi , Kegiatan Spritual dan Kegiatan Keagamaan sesuai Dhamma ( Kebenaran yg diajarkan Sang Buddha)di INFODHAMMA Secara Gratis Bisa menghubungi E-mail :lariscom_peter@yahoo.com , SMS : 0878-6769-3636
Kamis, 15 Januari 2009
Menciptakan Keselamatan dan kebahagiaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar